Press ESC to close

Warga JembIung Pilih ReIokasi ke Desa AmbaI

BANJARNEGARA- Warga Dusun Jemblung, Kecamatan Karangkobar yang rumahnya terkena bencana longsor pada Desember 2014 lalu boleh dikatakan lega. Pasalnya pilihan tempat yang diajukan sebagai relokasi telah disetujui Pernkab Banjarnegara. Pasca terjadinya bencana tanah longsor, warga Dusun Jemblung sekarang ini tersisa 27 keluarga dengan jumlah penduduk mencapai 250 jiwa. Sebelum terjadi bencana, Dusun ini dihuni 94 keluarga dengan sekitar 300 jiwa.

Kadus Dusun Jemblung Hariyono mengatakan, sebelumnya pemerintah setempat berencana merelokasi ke Dukuh Kedungsuren, Desa Sanggaran Kecamatan Karangkobar. Hanya saja rencana ditolak warga dengan alasan kondisi tanah di Desa Ambal sangat becek. Warga lebih memilih direlokasi ke Desa Ambal karena kondisi lahan tanah tidak becek, NiIai harga yang ditawarkan pemilik tanah juga murah, Rp 400 ribu permeter persegi. Luasnya mencapai 5000 meter persegi,” ungkapnya saat menyambut kunjungan Ketua Badan Pengurus MasjidAgung Iawa Tengah (BP MAJT) Ali Mufiz yang didampingi Wakil Bupati Banjarnegara, Hadi Supeno, di posko Peduli Bencana, Senin (13/1).

Hadi Supeno menyatakan telah menyetujui pilihan terakhir yang diajukan warga. Menurutnya, persetujuan ini sebagai langkah akhir supaya warga mendapat tempat relokasi secepatnya. “Setelah saya mendengar penjelasan dari warga karena mereka sangat antusias memilih tempat Itu, dan yang lain juga setuju akhirnya karni juga menyetujuinya. Sebab nantinya saya langsung menyampaikan hal ini ke pemerintah pusat karena terkait anggaran,” jelasnya. Meskipun dernikian, pemkab juga mengajukan syarat kepada warga Dusun Jemblung sebelum menempati lahan relokasi di Desa Ambal. Syarat yang diajukan yakni adanya tes uji kelayakan tanah yang dilakukan oleh badan geologi. “Kalau kondisinya layak, tidak membahayakan dan tidak rawan longsor, kami izinkan. Akan tetapi jika tanah itu masih membahayakan, pemerintah tidak akan mengizinkan,” tegasnya. Pada kesempatan yang sama, Ali Mufiz mengakui senang mendengar keputusan itu. Pihaknya akan membantu membuatkan masjid dan musala di tempat relokasi. “Nantinya kami juga akan menyampaikan hal ini kepada petinggi TNI Sehingga nantinya ada kegiatan gotong royong karya bakti yang dilakukan anggota TNI dalam pembangunan masjid,”Selain itu, kunjungannya kali ini juga memberikan bantuan uang tunai sebesar Rp 20 juta. Sampai sejauh ini bantuan yang masuk ke MAJT mencapai Rp 213 juta. Sedangkan yang terealisasi untuk bantuan tunai, sembako dan paketan pembelian pakaian mencapai Rp 38 juta, “Sehingga ada sisa sekitar Rp 175 juta. Nantinya juga ada rencana dari beberapa pengusaha yang ikut membantu seperti memberikan bantuan berupa kloset, sanitasi dan alat kebutuhan rumah tangga untuk warga yang direlokasi,” jelasnya. (mha/ton)