Press ESC to close

Keberhasilan Dipengaruhi Kesiapan dan Kesempatan

Keikutsertaan Kopda Tri Rahayu anggota Kompi Bantuan Batalyon 400/Raider dalam beberapa kali event lomba Binsat maupun Ton Tangkas antar Batalyon dan  Kodam, membuat dirinya semakin tertempa. Kemampuan lari dan renang yang dimilikinya menjadi salah satu pendorong dirinya untuk lebih berprestasi, untuk menjadi atlet. Hingga pada tahun 2007 akhir, dirinya berkesempatan mengikuti event Piala Kasad.

Setelah melewati event Piala Kasad, dirinya pun mempunyai angan-angan “betapa bangganya bisa menjadi atlet dan membawa nama harum negara”. Ketika mendengar adanya kejuaraan AARM, dirinya semakin terpacu dan mulai mempersiapkan diri. Maka kata-kata “keberhasilan dipengaruhi kesiapan dan kesempatan” itupun dipegang erat-erat.

Ya… setelah melalui perjuangan yang keras dengan mengikuti seleksi 4 tahun berturut-turut, Kopda Tri Rahayu akhirnya lolos dalam seleksi dan berhak mengikuti TC atlet AARM tahun 2014 yang dilaksanakan di Markas Kopassus Cijantung, Jakarta. Upaya yang dilaksanakan tersebut kini membuahkan hasil, Kopda Tri Rahayu menjadi salah satu atlet yang berhasil dalam kejuaraan Tingkat Asean AARM (Asean Armies Riffle Meet), yang dilaksanakan di Vietnam, Nopember 2014. Pria kelahiran Temanggung ini berhasil dalam lomba menembak Senapan Beregu SS2 lomba antar Tentara AD yang diikuti oleh 10 negara-negara Asean.

Prajurit yang mengawali dinas di Batalyon 403/Wirasada Pratista (tahun 2002), kemudian pindah di Batalyon 400 Raider, saat pembentukan (tahun 2003) hingga sekarang ini, kini menjadi salah satu anggota tim lomba tembak senapan beregu AARM tahun 2014.  Tim beregu ini berjumlah 10 orang dan 1 cadangan.

    

Latihan Keras

Latihan yang terprogram di tempat TC dibawah pelatih, Sertu Andi dari Kopassus membuatnya semakin terlatih. Kegiatan lari yang dilaksanakan dalam bentuk olah raga sepak bola juga menjadi menu kegiatan hariannya. Mungkin orang akan membayangkan, adakah hubungan lari dengan menembak?

Ternyata dalam event AARM banyak kegiatan menembak yang melibatkan kegiatan lari, sehingga dengan lari yang cepat akan sangat membantu dalam perolehan nilai menembak. Seperti pada kegiatan Match II yang mengharuskan atlet menembak dalam posisi lari dan tiarap, atau menembak cepat yang harus menumpahkan peluru di saat papan tembak berada di posisinya.

Selain kegiatan berlatih, kata-kata pelatih selalu dipegangnya “bahwa menembak itu berkembang di lapangan, tidak bisa hanya teori, harus banyak berlatih dan merasakan sendiri”. Dengan praktek langsung di lapangan maka bisa merasakan sendiri dan kalau ada kesulitan bisa mencari solusinya sendiri.

Suami dari Wiwin Yuli Astuti ini juga mengatakan menembak sangat membutuhkan konsentrasi,  jangan sampai fikiran terbebani. Untuk itu dukungan keluarga sangatlah besar. Ayah dari Ayu Septria Azahra ini sering berpesan kepada istrinya agar selalu memberi dukungan dan keikhlasan, bisa menjaga hati suami agar bisa konsentrasi penuh. Dan sang istri yang saat ini menjadi pengajar di TK Pertiwi Kalimalang, Magelang inipun selalu memahami kondisi suaminya yang meninggalkannya dari  seleksi hingga TC bisa mencapai 7-8 bulan.

Dengan prestasinya ini Kopda Tri Rahayu merasa sangat bersyukur karena ini yang pertama kali dirinya bisa mengikuti kejuaraan AARM dan menorehkan medali emas. Tentunya itu semua merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa tanpa ridho-Nya semua ini tidak akan tewujud. Selain itu juga berterima kasih kepada orang tua dan keluarga yang selama ini memberi do’a dan keikhlasannya meski sering ditinggal berbulan-bulan istri tidak mengeluh bahkan menyemangatinya.

Dengan berhasil meraih medali emas dalam menembak beregu senapan ini Kopda Tri Rahayu selain mendapat sertifikat juga mendapat uang pembinaan dari SUAD, Kopassus dan Kodam IV/Diponegoro.