Press ESC to close

Panglima TNI : Prajurit TNI Waspadai Kelompok Cyber Narcoterorism

Panglima TNI memerintahkan kepada seluruh prajurit TNI agar jangan mudah percaya terhadap berita bohong dan tidak menggunggah gambar, foto dan video yang tidak pantas untuk ditonton. Hal ini mengingat semakin masifnya penggunaan media sosial yang menjadi “Medan Pertempuran Baru” oleh sekelompok masyarakat untuk mencapai tujuannya.

“Prajurit dan PNS TNI harus cerdas pandai memilah dan memilih berita yang positif dan bermanfaat”, tegas Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dalam amanat tertulis yang dibacakan Kasdam IV/Diponegoro Brigjen TNI Muhammad Sabrar Fadhilah pada upacara 17 an yang berlangsung di lapangan Makodam IV/Diponegoro.

Menurut Panglima TNI, penyebaran informasi dan berita bohong (hoax) melalui media sosial dapat menyebabkan perpecahan yang membahayakan persatuan dan kesatuan, Kebhinneka Tunggal Ika-an dan munculnya radikalisme.

Masih terkait dengan pesatnya kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, saat ini muncul kelompok baru “Cyber Narcoterorism”. Kelompok ini menggunakan dunia maya sebagai wahana untuk mengedarkan dan menyalahgunakan narkotika yang hasilnya digunakan untuk membiayai kegiatan terorisme. Kejahatan lintas negara ini akan menjadi acaman serius dan sangat berbahaya bagi bangsa Indonesia.

Dijelaskan, bahwa kelompok “Cyber Narcoterorism” menggunakan beragam situs terkemuka seperti youtube, twitter dan facebook untuk merebut pangsa pasar, penyebaran pemikiran, dorongan, perekrutan dan berbagai informasi. Gerakan tersebut menjadi musuh utama bangsa Indonesia saat ini, bahkan menjadi musuh bangsa- bangsa di dunia.

Dengan adanya kelompok tersebut, Panglima TNI memerintahkan seluruh jajaran TNI, Komando Kewilayahan, khususnya aparat intelijen harus terus memantau, mendeteksi gerakan-gerakan kelompok ini. Selain itu juga para prajurit dan PNS TNI harus membentengi diri untuk tidak terlibat dalam kejahatan narkoba, serta membangun terus kerjasama dengan aparat terkait lainnya untuk menangkal aksi radikalisme.

Usai melaksanakan upacara, seluruh prajurit dan PNS Kodam IV/Diponegoro yang beragama Islam mengikuti pembinaan rohani di masjid Al Firdaus. Sedangkan untuk yang beragama Katolik, Kristen, Hindu dan Budha mengikuti pembinaan rohani di Bintaldam IV/Diponegoro.