Press ESC to close

Simposium Internasional MK, Perkuat Praktik Demokrasi

Presiden RI Ir. H. Joko Widodo membuka Simposium Internasional MK Se-Asia.

“Kota Solo ini cerminan kehidupan masyarakat Indonesia yang majemuk. Warga Kota Solo bukan hanya beragam tapi juga dinamis,” kenang Presiden saat berbicara di Auditorium Universitas Sebelas Maret (UNS), Solo, Jawa Tengah, Rabu (9/8/2017).

Ditambahkan, pengalaman mengelola kota yang majemuk itu membuatnya paham bahwa demokrasi dialogis dan konstitusi adalah cara terbaik mengelola keragaman. Meski begitu, kemajemukan bukanlah halangan untuk bersatu mendirikan negara di atas dasar Pancasila.

“Solo adalah mozaik keberagaman Indonesia. Kemajemukan bukan halangan bersatu untuk mendirikan negara di atas dasar Pancasila,” ungkap Presiden.

Indonesia disebut kepala negara punya pengalaman panjang mengelola keberagaman. Dengan sendirinya, Pancasila semakin penting sebagai perekat kesatuan bangsa.

Presiden Jokowi berharap agar para peserta simposium dapat saling belajar dari pengalaman masing-masing. Hasil dari simposium tersebut juga diharapkan dapat menguatkan kualitas Mahkamah Konstitusi (MK) masing-masing negara dan praktik demokrasi bersama.

Acara tersebut dihadiri Ketua Mahkamah Konstitusi RI Prof. Dr. Arief Hidayat, SH, MS., Menteri Polhukam RI Jendral TNI (Purn) Dr. H. Wiranto, SH, Ketua KPU RI Hasyim Azhari, P.Hd, Anggota DPR RI Fraksi PKS Aboe Bakar Al-Habsyi, SE., Gubernur Jateng H. Ganjar Pranowo, SH., M.IP, Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Tatang Sulaiman, Kapolda Jateng Irjen Pol. Drs. Condro Kirono, Rektor UNS Prof. Dr. Ravim Karsidi, MS., Ketua MK dari 20 delegasi negara se Asia dan perwakilan Mahasiswa/i dari UNS.