Press ESC to close

Panglima TNI Ajak Masyarakat Bersyukur

SEMARANG – Tausiyah Kebangsaan dalam rangka memperingati HUT ke 72 Kemerdekaan RI digelar di bundaran Tugu Muda Semarang pada Senin (14/8/2017) malam.

Tausiyah yang dihadiri sekitar 20 ribu jamaah tersebut mengusung tema ‘Menekankan kembali komitmen bangsa tentang cita-cita luhur kemerdekaan, membangun bangsa Indonesia yang adil, makmur dan sejahtera sebagaimana juga diamanatkan dalam Undang-Undang 1945’.

Hadir dalam Tausiah Kebangsaan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Habib Muhammad Lutfi Bin Ali Bin Yahya (Pekalongan), Pangdam IV/Diponegoro, Mayjen TNI Tatang Sulaiman, Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Drs. Condro Kirono, MM., M.Hum, Gubernur Jateng H. Ganjar Pranowo, SH., M.IP beserta para pejabat lainnya.

Panglima TNI dalam tausiyahnya mengajak masyarakat untuk bersyukur. Panglima juga bercerita tentang perjuangan melawan Jepang bersama para Kyai dan para bait yang berhasil memukul mundur .

Menurut Panglima TNI, meskipun Indonesia terdiri dari berbagai ragam budaya, suku, bahasa yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia yang mempunyai ciri khas masing-masing, tetapi tidak menjadi penghalang kesatuan, kebersamaan dalam Bhineka Tunggal Ika.

“Apabila ada ulama yang ingin merubah atau tidak setuju dengan Pancasila, maka dia bukan ulama, tetapi merupakan orang-orang yang ingin merusak Negara,” ungkap Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

Dijelaskan, ulama yang sebenarnya akan mendukung Pancasila, para Kyai dan para baitlah yang ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, dan mereka tidak akan menghancurkan Negara.

Pada kesempatan tersebut Habib Luthfi juga menyampaikan terkait lagu kebangsaan Indonesia Raya yang tidak boleh dinyanyikan dengan asal, baik dengan gaya keroncong maupun musik cepat.

“Apabila itu dilakukan maka lagu tersebut akan kacau-balau, karena sebuah lagu itu membawa gaya dan sifatnya masing-masing,” kata Habib Lutfi.

Disampaikan, Lagu Indonesia Raya adalah perlambangan sebuah negara dimana tidak bisa asal membuatnya dikarenakan banyak komponen-komponen yang terdiri dari agama, suku, budaya maupun bahasa, tetapi apabila itu bisa menyatu dan selaras maka akan tercipta suatu bangsa yang besar dan kuat.

Pada acara Tausiyah Kebangsaan tersebut tidak kalah penting, Bekangdam IV/Diponegoro telah mengerahkan para koki andalannya menyiapkan hidangan istimewa untuk para jamaah, sebanyak 2.500 tampah nasi kebuli. Ada keistimewaan disini karena, Hj. Syarifah Salma Binti Hasyim Bin Yahya (Istri Habib Lutfi) ikut turun tangan untuk menyiapkannya.

Untuk hidangan istimewa nasi kebuli, panitia memotong lebih dari 100 ekor kambing yang diolah menjadi 2.500 tampah nasi kebuli.