Press ESC to close

Danrem 072/Pmk Kompi Bershalawat Pererat Rasa Kebersamaan

Yogyakarta – Dalam rangka memperingati HUT Ke-72 Republik Indonesia dan HUT Ke-56 Korem 072/Pamungkas digelar acara Kompi Bersholawat Senin (21/8) pukul 19.30 Wib di Asrama Korem, JL Atmosukarto, Kotabaru, Yogyakarta. Acara tersebut dihadiri oleh Komandan Korem 072/Pamungkas Brigjen TNI Fajar Setyawan, S.I.P, Jenderal TNI (Pur) Tyasno Sudarto, Kasdam IV/Diponegoro Brigjen TNI MS Fadhillah, Para Kasi Korem dan tamu undangan warga Asrama Kota baru dan masyarakat sekitarnya. Pada acara tersebut Panitia Kompi Bersholawat menghadirkan Emha Ainun Najib bersama Kyai Kanjeng agar acara tersebut lebih meriah.

Dalam Sambutannya, Danrem 072/Pmk Brigjen TNI Fajar Setyawan mengapresiasi terselenggaranya acara Kompi Bershalawat. Menurut Danrem, kegiatan Kompi bersholawat dengan tema “Budaya Toleransi sebagai Modal Dasar di NKRI” ini merupakan bentuk implementasi dari sila pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Kegiatan ini juga sebagai bentuk rasa syukur sebagai anak bangsa, karena tinggal menikmati kemerdekaan ini. “Rasa syukur kita panjatkan dengan do’a dan bersholawat serta senantiasa untuk selalu berbuat yang terbaik, jujur dan ikhlas. Itu semua untuk bangsa Indonesia,” ucap Danrem.

Danrem menjelaskan, setelah 72 tahun Indonesia merdeka, saat ini tugas generasi penerus adalah mengisi kemerdekaan. Tugas saat ini dan ke depan bukan semakin ringan, tetapi semakin kompleks dan dinamis. Hal ini seiring dengan perkembangan lingkungan strategis, yang mau tidak mau, suka tidak suka, telah menjadi keniscayaan hadir ditengah kehidupan bangsa Indonesia.

“Yogyakarta yang damai, mengedepan-kan toleransi dan kekompakan, sinergi antar dimensi sosial dan politik perlu dipertahankan. Hal ini penting untuk kita jaga agar kita semua, khususnya masyarakat DIY tidak tertarik oleh ketegangan politik tingkat nasional dan tindak kekerasan,” jelasnya.

Dalam memaknai peringatan kemerdekaan, lanjut Danrem, generasi penerus bangsa harus mengenal sejarah. Dengan sejarah masyarakat tahu kemerdekaan ini merupakan perjuangan yang panjang dan memakan korban yang tidak sedikit. Kemerdekaan bukan hadiah tapi dengan pertaruhan tetesan darah dan nyawa.

Kemerdekaan juga bukan dilakukan oleh satu golongan saja. Karena bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku dan agama untuk itu tidak ada yang boleh ingin merubah kebhinekaan bangsa ini. Karena “NKRI adalah harga mati”.
Karena itu, melalui kegiatan Kompi Bershalwawat, Danrem berharap bisa bermanfaat dan memperkuat rasa kesatuan dan kebersamaan serta mewaspadai kerawanan yang terjadi terutama perpecahan kelompok.

“Kita satukan niat dan tekad kita untuk tetap menjaga kebhinekaan dan keberagaman umat yang ada di negara kita dengan saling menghargai dan menghormati antar pemeluk agama yang satu dengan yang lainnya,” katanya.

“Mari kita bersama-sama bertekad membangun dialog antar umat beragama untuk menjalankan ibadah yang baik sesuai dengan keyakinan dan kepercayaan masing-masing serta tidak mempengaruhi dalam bentuk provokasi dan hujatan yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.