Press ESC to close

Prajurit Tak Boleh Sombong dan Mengeluh

Semarang, Suara Diponegoro – Menjadi seorang prajurit adalah dorongan pribadi yang sejak kecil dimiliki dalam diri Letnan Satu (Lettu) Arhanud Zaenal Arifin.

Sempat merasakan bangku kuliah selama 1 (satu) tahun, dirinya terus mempersiapkan diri mendaftar sebagai anggota TNI AD.

“Usia saya belum cukup waktu itu untuk mendaftar Akademi Militer. Jadi saya putuskan kuliah dulu sambil mencoba mendaftar dengan dukungan orang tua pastinya,” kisah pria jangkung tersebut.

Pemuda berusia 26 tahun ini dikenal sebagai peraih medali emas satu-satunya bagi Kontingen Kodam IV/Diponegoro dalam Lomba Ton Tangkas Periode II TA 2015.

Saat perlombaan dirinya menjabat sebagai Danton Kontingen Kodam IV/Diponegoro dan berhasil mendapatkan Piala KASAD Jenderal TNI Mulyono dalam kategori Menembak Pistol.

Meski berprestasi, Lettu Zaenal merasa tidak berpuas diri dan sombong. Bahkan, kepada Suara Diponegoro dirinya berpendapat, latihan dan dukungan keluarga Kodam IV/Diponegorolah yang berhasil membuatnya menjadi juara.

“Saya bersyukur, saat persiapan lomba didampingi para pelatih terbaik yang telah banyak makan asam garam. Selain itu, rekan-rekan juga memberikan dukungan yang luar biasa. Tanpa mereka saya bukan apa-apa,” kenangnya.

Perasaan bangga menghinggapi dirinya ketika menerima Piala Ton Tangkas langsung dari KASAD. Meski demikian, Lettu Zaenal dan anggota peleton merasakan kegembiraan yang luar biasa ketika pulang ke Markas di Semarang.

“Semua menyambut kehadiran Peleton 1 Baterai Q sepulang dari Ton Tangkas. Itu luar biasa,” jelas pria yang saat ini bertugas di Yon Arhanudse-15/Semarang.

Pria lulusan Akmil 2011 ini menyebutkan ada 4 (empat) keahlian yang harus dimiliki prajurit modern yaitu lari, renang, menembak dan bela diri militer Yong Moo Do.

“Bagi saya tidak wajib untuk menonjol di keempat bidang tersebut. Namun sebagai prajurit kita harus bisa menguasainya,” pesan Lettu Zaenal.

Pengalamannya juga membuktikan bahwa seorang prajurit tidak boleh mengeluh ketika harus berlatih setiap saat.

“Jangan mengeluh ketika harus berlatih. Terlebih bagi saya pribadi, latihan dan pengalaman adalah guru yang terbaik,” tegasnya.

Saat ini, Lettu Zaenal tengah disibukkan dengan menjadi pelatih Tamtama Pelajar Baru Kodam IV/Diponegoro di Rindam IV/Diponegoro.

Kepada rekannya sesama prajurit muda, dirinya berpesan agar jangan pernah merasa sombong, giat berlatih dan selalu berdoa kepada Tuhan YME.

“Saya kira tiga pelajaran itulah yang bisa saya petik dari pengalaman selama ini,” jelas Lettu Zaenal mengakhiri perbincangan.