Press ESC to close

Disbinlatad Selenggarakan Retret Bagi Prajurit dan PNS TNI Serta POLRI

Selama tiga hari, 14-16 Oktober 2014, sebanyak 46 orang prajurit dan PNS TNI serta POLRI mengikuti retret yang diselenggarakan oleh Dinas Pembinaan Mental TNI AD (Disbintalad) bertempat di Rumah Retret “Griya Assisi” Bandungan, Ambarawa, Kabupaten Semarang.

Acara retret bagi anggota prajurit TNI-Polri dan PNS yang beragama Katolik ini dibuka oleh Kepala Sub Dinas Pembinaan Mental Rohani Katolik (Kasubdisbinrohkat), Letkol CAJ Thomas Tongge mewakili Kadisbintalad, Brigjen TNI Hadi Kusnan.

Kadisbintalad pada sambutan tertulis yang dibacakan Kasubdisbinrohkat, mengatakan kegiatan retret merupakan tradisi umat Katolik sebagai kegiatan olah rohani yang dilaksanakan secara khusus, bertahap dan terbimbing dalam merenungkan hidupnya di hadapan Tuhan.

Tema yang diambil pada kegiatan retret, yakni “Dilandasi Spiritualitas Yesus Kristus Gembala yang Baik, Prajurit dan PNS Kodam IV/Diponegoro Siap Memantapkan Mental Tangguh dan Visioner dalam Mendukung Tugas Pokok TNI AD”. Melalui tema tersebut diharapkan peserta retret tergugah, berkaitan dengan tuntutan saat ini, dimana bangsa Indonesia sedang mengalami masalah dan krisis yang semuanya bermuara pada krisis mental. Melalui spiritualitas Yesus Kristus sebagai gembala yang baik dapat menjadi sumber inspirasi, motivasi dan panutan dalam kehidupan sehari-hari.

Pada pembukaan retret itu, Kepala Pembinaan Mental (Kabintal) Kodam IV/Diponegoro, Kolonel Kav Khusnul Khuluq, mengatakan bahwa diantara kita, manusia sebagai makhluk Tuhan mempunyai kesamaan. Apapun yang kita lakukan bercermin pada tingkah laku, pola pikir, dan cinta kasih kepada sesama. Tidak ada kesempurnaan pada diri manusia, kesempurnaan adalah milik Tuhan Yang Maha Kuasa. Untuk menyempurnakannya kita harus saling mengasihi, saling menyayangi dan saling asuh di antara satu sama lain.

Kabintaldam IV/Diponegoro mengajak peserta retret untuk saling bergandengan tangan mengajak siapapun diantara kita untuk berbuat yang terbaik.

Sementara itu Kardinal Julius Riyadi Darmaatmadja SJ, yang hadir pula pada kesempatan tersebut, selain untuk berkangen-kangenan dengan peserta retret (Kardinal dahulu pernah bersama dengan prajurit TNI dan POLRI saat menjadi Uskup TNI/POLRI). “Sampai sekarang prajurit TNI dan Polri masih ada di hati saya,” kata Kardinal.

Pada bagian lain, Kardinal menjelaskan kehidupan kita yang berrelasi dengan Allah merupakan paling pokok, ini yang sebenarnya harus makin kebal dan menjadi poros yang tak pernah kabur. Relasi dengan Tuhan menjadi jiwa  dari kehidupan kita sehari-hari. Orang beriman adalah yang hidupnya untuk Tuhan dan Tuhan tahu segalanya apa yang kita perbuat dan yang akan kita beri pertanggunganjawab atas segala yang kita buat.

Lebih lanjut Kardinal mengatakan, melalui retret ini, peserta masuk ke kedalaman untuk berrelasi dengan Tuhan melalui doa dan renungan. Ibarat baterei yang “dicharge” dan peserta adalah batereinya, yang setiap kali bisa dicharge untuk menjadi terang, dan sebagai seorang Katolik untuk menjadi terang, karena membawa kebenaran, keadilan, kejujuran, persaudaraan, cinta kasih dan lain-lain.

Menjadi terang itu ungkapan dari Tuhan itu sendiri, disamping ungkapan lain yaitu menjadi garam. Kalau menjadi terang, berarti orang melihat kebaikan-kebaikan yang kita lakukan, dan demikian ikut terbawa arus kebaikan-kebaikan pula. Apabila arus kebaikan itu menjadi cukup kuat akan membuat orang lain yang juga berfirman berbeda, ikut arus yang makin kuat kepada yang disembah, hidupnya makin tertata dan hidupnya makin baik karena terinspirasi dari kita.

Kardinal berpesan, agar peserta retret selalu mengisi semangat kebaikan dan harus menjadi kekuatan kebaikan di tengah masyarakat, di lingkungan kerja, di lingkungan tempat tinggal.  Seperti yang dirumuskan oleh Kardinal, kalau orang memihak kebaikan, itu orang pemihak Tuhan, orang mengabdi kepada kepentingan Tuhan.

“Berpihaklah kepada Allah, berpihaklah kepada kebaikan. Dukunglah persaudaraan, dukunglah kebaikan-kebaikan satu sama lain,” jelas Kardinal.

Selama retret, peserta dibimbing oleh Romo Laurentius Prasetya Pr (Paroki Kendal) dan didampingi Romo Rofinus Neto Wuli Pr (Jakarta). Selama tiga hari, Romo Pras menyampaikan materi tentang peziarahan prajurit TNI-Polri dan PNS TNI AD bersama Yesus gembala yang baik. Pencarian jati diri sebagai prajurit TNI-Polri dan PNS untuk menyadari panggilan dan perutusan sebagai murid Yesus, menyadari tuntutan sebagai murid Yesus, serta bermental tangguh dan visioner. Para peserta mengikuti retret dengan penuh semangat. Peserta juga sering bertanya dengan pengalamn hidupnya melalui Firman Tuhan yang ada pada Alkitab. Kegiatan retret yang diadakan di jajaran Kodam IV/Diponegoro, khususnya untuk anggota yang beragama Katolik baru kali pertama. Beberapa peserta saat ditemui mengharapkan agar bisa diadakan setiap tahun, karena masih banyak anggota prajurit dan PNS yang belum mengikutinya.

Selama kegiatan retret juga dirangkaikan dengan acara Misa Kudus/Ibadat pagi dan malam, doa Rosario, Jalan Salib, pengakuan dosa dan diskusi kelompok. Pada acara penutupan retret diserahkan cindera mata kepada Romo L Prasetya Pr sebagai pembimbing retret dan Suster Anasthasia OSS, pengelola Rumah Retret Griya Assisi.