Press ESC to close

Mantan Napiter Juga Pengin Hidup Normal

Cilacap – Sebagai seorang Bintara Pembina Desa (Babinsa), harus mau mendengar dan menerima setiap keluh kesah atau permasalahan yang dihadapi oleh warga masyarakat desa binaanya agar dapat menemukan solusi sekaligus jalan keluarnya. Hal ini senada dengan penekanan Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Tatang Sulaiman bahwa sebagai Babinsa harus melakukan 4D1B (Datangi, Dekati, Dengarkan Dapatkan dan Berikan sesuatu), inilah yang dilakukan Koptu Jumoro, Babinsa Desa Sidasari, Kecamatan Cipari, Kabupaten Cilacap.

Dengan telaten dan sabar anggota Koramil 11/Sidareja Kodim 0703/Cilacap ini berusaha untuk dekat dengan masyarakat binaanya tanpa terkecuali, mulai dari Lurah hingga mantan napi. Tidak segan-segan Koptu Jumoro menyambangi satu-persatu rumah warga, untuk bersilahturahmi sekaligus memperkenalkan diri serta mengajak masyarakat untuk tetap setia kepada NKRI.

Tibalah gilirannya pada hari Rabu 23 Agustus 2017, Koptu Jumoro untuk menyambangi atau beranjangsana di rumah Bapak Samin Suradi yang tidak lain merupakan orang tua dari Wantono mantan napi teroris (Napiter) di Desa Sidasari Rt. 003 Rw. 001 Kecamatan Cipari Kabupaten Cilacap.

Saya datang kesini hanya untuk bersilahturahmi dan merangkul semua warga binaan saya khususnya Wantono agar tidak larut dalam kesedihan karena masa lalunya yang kurang baik. Mantan napi juga manusia yang kepengin hidup normal dan dapat bersosialisasi dengan masyarakat sekitarnya tanpa embel-embel mantan napi, uncap Koptu Jumono penuh pengertian.

Keinginananya untuk berkunjung ke rumah Bapak Samin Suradi ini sudah sejak lama, apalagi saya sudah mendengar langsung dari warga bahwa Bapak Wantono ingin hidup bermasyarakat berbangsa dan bernegara seperti halnya warga masyarakat yang lain.

Dalam pertemuan tersebut, kami bisa berdiskusi dan saling sharing mengenai apa yang dirasakan Samin Suradi saat ini dan apa yang harus dilakukan agar hidup kita dapat yang berguna bagi masyarakat di sekitar kita.

“Saya hanya bisa mengajak dan mengingatkan bahwa kita masing-masing memiliki masa lalu, tapi yang tak kalah penting adalah kita juga punya masa depan. Masa lalu biarlah berlalu, jadikan pengalaman masa lalu untuk merajut masa depan yang lebih baik”, ujar Koptu Jumono penuh harap.