Press ESC to close

Mayor Kav Cecep Terangkan Proxy War Dihadapan Tokoh Se Kecamatan Gondokusuman

Danramil 12/ Gondomanan Kodim 0734 /Yogyakarta, Mayor Kav Cecep Saepudin, S.Sos menyampaikan materi Proxy War pada pelaksanaan kegiatan Pembinaan Komunikasi sosial bersama komponen masyarakat yang diselenggarakan oleh Koramil 12/Godomanan Dim 0734/Yogyakarta, bertempat di Aula Pendopo Kecamatan Godomanan Kota Yogyakarta. Makodim setempat. Selasa (31/05).

Dihadapan para Tokoh eleman masyarakat se Kecamatan Gondokusuman, Forkompinka, LPMK, Toga, Tomas dan FKPPI Kecamatan Gondokusuman Danramil 12/Gonodokusuman Mayor Kav. Cecep menjelaskan, bahwa sifat dan karakteristik perang telah bergeser seiring dengan perkembangan teknologi. “Kemungkinan terjadinya perang konvensional antar dua negara dewasa ini semakin kecil. Namun, adanya tuntutan kepentingan kelompok telah menciptakan perang-perang jenis baru. Diantaranya, perang asimetris, perang hibrida, dan perang proxy,” ujarnya.

Diterangkannya, Perang asimetris adalah perang antara belligerent atau pihak-pihak berperang yang kekuatan militernya sangat berbeda. “Perang hibrida atau kombinasi merupakan perang yang menggabungkan teknik perang konvensional, perang asimetris, dan perang informasi untuk mendapat kemenangan atas pihak lawan. Pada saat kondisi kuat, perang konvensional dilakukan untuk mengalahkan pihak lawan. Namun, pada saat situasi kurang menguntungkan, cara-cara lain dilakukan untuk melemahkan pihak musuh,” katanya.

Perang proxy atau proxy war, lanjut Cecep adalah sebuah konfrontasi antar dua kekuatan besar dengan menggunakan pemain pengganti untuk menghindari konfrontasi secara langsung dengan alasan mengurangi risiko konflik langsung yang berisiko pada kehancuran fatal.

“Biasanya, pihak ketiga yang bertindak sebagai pemain pengganti adalah negara kecil, namun kadang juga bisa nonstate actors yang dapat berupa LSM, ormas atau perorangan, dan lain-lain,” pungkasnya